Selasa, 13 September 2011

Antara Ujub dab Riyaa`

Betapa banyak diantara kita yang berusaha untuk berlari kencang menjauhi riyaa' karena takut amalan kita hancur lebur terkena penyakit riya. Akan tetapi pada waktu yang bersamaan jiwa kita terulurkan dalam dekapan ujub, bangga dengan amalan
yang telah kita lakukan, bangga dengan ilmu yang telah kita miliki, bangga dengan keberhasilan dakwah kita. bangga dengan kalimat-kalimat indah yang kita rangkai, dst !

Rasulullah bersabda:
"Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri" (HR at-Thobroni dalam Al- Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al- Albani dalam as-shahihah no 1802)

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Dan sering orang-orang menggandengkan antara riyaa' dan ujub. Riyaa termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertujukan ibadah kepada
orang lain-pen) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya).
Ini merupkan kondisi orang yang sombong.

Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan seorang salaf,
"Sesungguhnya seorang hamba benar-benar melakukan sebuah dosa, dan dengan dosa tersebut menyebabkan ia masuk surga. Dan seorang hamba benar-benar melakukan sebuah kebaikan yang menyebabkannya masuk neraka. “

Ia melakukan dosa dan dia senantiasa meletakkan dosa yang ia lakukan tersebut
di hadapan kedua matanya, senantiasa merasa takut, khawatir, senantiasa menangis dan menyesal, senantiasa malu kepada Robb-Nya, menunudukan kepalanya
dihadapan Robbnya dengan hati yang luluh. Maka jadilah dosa tersebut sebab yang mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungannya. Hingga dosa
tersebut lebih bermanfaat baginya daripada banyak ketaatan…


Dan seorang hamba benar-benar melakukan kebaikan yang menjadikannya senantiasa merasa telah berbuat baik kepada Robbnya dan menjadi takabbur dengan
kebaikan tersebut, memandang tinggi dirinya dan ujub terhadap dirinya serta membanggakannya dan berkata : Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu. Maka hal itu mewariskan sifat ujub dan kibr (takabur) pada dirinya serta sifat bangga dan sombong yang merupakan sebab kebinasaannya…" (Al-Wabil As-Shoyyib 9-10)
Dikutip dari ebook :
“ Antara Ujub dan Riya “ tulisan al-Ustadz Firanda Andirja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar